SANSEVIERIA, TANAMAN
PENYERAP RACUN
Sansevieria atau lidah
mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian
dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan
cahaya matahari.
Tanaman ini dikenal
dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sebagai
tanaman hias, Sansevieria termasuk tanaman yang cukup punya
daya tahan, sehingga kita tidak perlu menyiram atau mengganti pot dan media
tanahnya.
Secara morfologi, Sansevieria memiliki
daun keras dan kaku, tidak berbatang, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing,
anakan disekitar tanaman induk serta ditumbuhi bung dan biji. Tumbuhan ini
berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan.
Namun dalam kondisi lembab atau basah, sansiviera bisa tumbuh
subur.
Warna daun Sansevieria beragam,
mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih
kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai
daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan
ada juga yang zig-zag.
Sansevieria sampai
saat ini sudah ditemukan 60 species yang terbagi dari puluhan sub species
turunannya, tapi secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang
tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek
melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok
panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang
menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.
Ditinjau berdasarkan
jenis keturunannya sansevieria ada dua jenis yakni yang pertama yaitu
sansevieria keturunan asli/spesies sedangkan yang kedua adalah jenis hasil
persilangan/hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sansevieria hybrid.
Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan
karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan
spesies hibrid atau sansevieria hibrid. Mutasi sansevieria juga
dapat terjadi dari perbanyakan melalui stek daun.
Pada dasarnya, lidah
mertua ini mudah dikembangbiakan. Ada dua cara untuk meregenerasikan, yakni,
pertama, dengan menggunakan stek atau potongan daun, dan kedua, dengan memecah
rimpang (rhizoma). Untuk stek daun, pertama-tama, potong daun, dari
potongan daun itu tulang daunnya terlukai, kemudian ditaruh di atas media
tanam. Untuk menjaga kelembapan, stek sebaiknya diselubungi dengan kantong
plastik bening, lalu taruh ditempat yang teduh. Memperbanyak dengan cara ini
memakan waktu sekitar 1,5 sampai 2 bulan.
Yang membuat sansevieria menjadi
unik, jika dilakukan perbanyakan (dikembangkan), belum tentu mendapatkan hasil
yang sama dengan induknya. Sementara untuk menghasilkan sansevieria yang
tumbuh subur, komposisi media harus seimbang: bagian tanah + bagian pasir +
bagian kompos, kemudian ditambah dengan 1 sendok makan kapur dan beri satu
lapis pecahan bata merah di dasar pot serta 1 lapis pecahan bata merah di
permukaan pot. Usahakan agar media tanam ini selalu lembab, namun penyiraman
tidak boleh berlebihan.
Sansevieria membutuhkan
banyak sinar matahari untuk menghasilkan daun yang berwarna bagus, jika kurang
sinar, daunnya akan berwarna pudar. Suhu yang dibutuhkan 15-17,5oCelcius
untuk malam hari. Siang hari bisa tahan dalam suhu 30oCelcius.
Sanseviera tak
hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat antara lain yaitu untuk
menyuburkan rambut, mengobati diabetes, hingga kanker ganas. Sementara seratnya
digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan
untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan serta dimanfaatkan sebagai
obat untuk mengobati ambeien. Sementara di Malaysia, tanaman yang mendapat
julukan Lidah Jin ini, bermanfaat untuk menyembuhkan sakit telinga, mengobati
gatal, atau mengobati sakit gigi. Akan halnya di Yogyakarta, serat daun ini
dapat digunakan untuk membuat baju yang berharga ratusan ribu.
Keistimewaan lainnya, Sanseviera mampu
menyerap bahan beracun (polutan), seperti karbondioksida, benzene,
formaldehyde, dan trichloroethylene. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA
telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi
polusi tersebut. Tanaman ini sepanjang siang dan malam terus mengeluarkan
oksigen dan dapat menyerap bau kurang sedap didalam ruangan, bahkan sampai menghilangkan
bau rokok sekalipun. (AN.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar