Rabu, Januari 22, 2020

Tak Perlu Malu Jadi Petani Muda, Kemakmuran Bangsa Juga Ada di Tangan Petani


                               Muhammad Alqamari, Salah satu petani jamur Tiram di kota medan

Apa yang ada dalam pikiran kita saat kita berbicara "bertani"? Ya,saya yakin dalam pikiran anda adalah para petani yang bekerja keras, yang tiap hari memegang cangkul, dengan pakaian kumal dan sandal jepit dan punya penghasilan yang serba sedikit. Belum lagi dalam pikiran anda, petani yang sedang menanam padi dengan penuh peluh dan lumpur, serta kulit hitam karena terbakar matahari.
Saya yakin inilah alasan kenapa generasi muda kita sekarang sudah enggan turun "ke sawah", untuk kembali bertani, makannya tidak heran para petani-petani kita lebih banyak didominasi oleh kalangan-kalangan pensiunan ketimbang para lulusan-lulusan sarjana-sarjana pertanian yang notabenenya kuliah di fakultas pertanian, tetapi ujung-ujungnya tetap melamar kerja pada perusahan-perusahan pemerintah, dan kadang tidak ada hubungannya dengan gelar yang mereka dapat dengan susah payah di bangku kuliah mereka.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Dari ujung Sabang hingga ujung Merauke, Indonesia dikaruniai alam yang subur, laut yang luas, pemandangan yang indah, dan pepohonan yang rindang.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan negara lain dimana tak semuanya mendapatkan berkah sedemikian besar layaknya Indonesia. Meski demikian, mirisnya, justru banyak masyarakat Indonesia yang hidup di bawah angka kemiskinan padahal kekayaan negara ini begitu banyak.
Hal ini bisa didasari oleh pengolahan dan pengelolaan alam yang kurang maksimal sehingga kerap kali hasil yang didapatkan kurang bisa memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Salah satunya adalah dari bidang pertanian.
Pertanian di Indonesia memang banyak sekali didominasi oleh cara tradisional. Mungkin hal ini yang menjadikan mayoritas petani adalah orang tua hingga pensiunan. Miris melihatnya karena justru para generasi muda yang diharapkan bisa memaksimalkan pertanian Indonesia kurang tertarik untuk bertani.
Berikut ini beberapa alasan mengapa anak muda zaman sekarang seolah-olah enggan untuk bertani:

Pola pikir yang salah tentang bertani

Mungkin jika berpikir atau membicarakan soal pertanian, maka hal yang langsung terpikirkan adalah bekerja keras, menenteng cangkul tiap harinya, berpakaian secara kumal, berjibaku dengan lumpur, berpeluh, serta kulit yang menghitam lantaran tersengat panasnya matahari.
Dengan mindset yang demikian, maka tak heran jika para generasi muda masa kini menjadi enggan untuk terjun ke sawah. Bahkan, mereka yang lulus dari fakultas pertanian pun justru lebih memilih untuk bekerja di tempat yang ber-AC meski tak ada hubungannya dengan gelar dan ilmu yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan.

Pola Pikir untuk Kerja Kantoran
Kerja Kantoran

Faktor keluarga

Faktor keluarga dan era globalisasi memang turut mengambil peranan penting buat kita generasi muda,untuk menentukan masa depan kita, dan biasanya faktor keluargalah yang paling mendominasi,karna bagaimannapun,seluruh biaya kuliah kita ditanggung oleh keluarga kita (Beda kalau kita sudah punya usaha) yang pasti setelah kita selesai kuliah kita akan didesak oleh orang tua kita untuk "cari kerja" atau bahasa kasarnya, "sekarang lu ganti uang babe yang sudah babe keluarkan untuk biaya kuliah lu".

Alasan inilah yang pada akhirnya membuat para lulusan-lulusan sarjana pertanian mengadu nasib yang sama dengan para sarjana-sarjana lainnya padahal sebagai para sarjana-sarjana pertanian kita punya tanggung jawab yang besar buat bangsa ini, ada harapan dan mimpi-mimpi dari bangsa ini yang belum tercapai dan harusnya kita para sarjana-sarjana pertanian, kita bisa mewujudkan mimpi dan harapan itu, apalagi kita masih muda. Seharusnya tantangan-tantangan yang ada di dunia pertanian akan bisa kita pecahkan, jika kita memang mau bertani.
Tak hanya faktor dari segi pola pikir saja. Kadang keluarga juga tidak mendukung anak-anaknya yang sudah bersekolah tinggi menjadi petani yang berjibaku dengan lumpur.
Biasanya, keluarga akan jauh lebih bangga jika anaknya bisa bekerja kantoran dengan pakaian yang rapi dibanding jika anaknya menjadi petani. Hal ini juga kadang menjadi penghalang bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian karena harus melawan keinginan orang tua.

Gengsi yang tinggi di masyarakat

Seperti yang dibahas sebelumnya, para generasi muda lebih memilih untuk bekerja di sektor industri. Tentu hal ini pun dipengaruhi oleh adanya tingkat gengsi di masyarakat.
Bekerja di sawah tentu harus mengurus sawah yang berlumpur, sedangkan di kantoran bisa berpakaian bersih tanpa harus berpeluh. Tak heran jika pekerjaan menjadi petani banyak ditinggalkan karena kurang meningkatkan gengsi di masyarakat.
Beberapa alasan tersebut menjadikan banyak anak muda enggan untuk masuk ke dunia pertanian. Padahal, para petani memiliki tugas yang mulia dan peran besar untuk bisa “memberi makan kepada bangsa” mengingat semua yang dimakan adalah hasil dari pertanian.
Para lulusan sarjana pun juga seharusnya turut andil dalam mengembangkan pertanian di Indonesia dengan menciptakan teknologi dan sistem pertanian yang modern agar hasil pertanian bisa maksimal dan minim risiko.
Anak muda seharusnya tak perlu malu menjadi petani karena Indonesia sudah dikenal luas oleh dunia sebagai negara agraris. Jika pertanian subur, maka bisa dijamin bangsa pun akan lebih makmur. Jayalah petani muda

2 komentar:

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66
    -perang baccarat (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download : Lingkaran Tanah-Air-Tanaman LTAT mrpk sistem dinamik dan terpadu dimana air mengalir d...