Biji diambil dari buah yang telah masak
sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan,ukuran simplisia biji pun
bermacam-macam tergantung dari jenis tanaman.Beberapa jenis tanaman yang
bijinya dapat digunakan sebagai obat antara lain, antara lain:
Pinang
(Areca catechu L.)
Kapulaga
lokal (Amomum cardamomum Willd.) dan kapulaga sabrang (Elettaria
cardamomum
(L.) Maton)
Lamtoro
(Leucaema glauca (L.) Benth.)
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Mahkota dewa (Phaleri macrocarpa)
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Cengkeh (Syzygium
aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry )
PINANG (Areca
catechu L.)
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Spermatophyta
Sub divisio :
Angiospermae
Class :Monocotyledonae
Ordo :
Arecales
Family
:
Arecaceae (Palmae)
Genus :
Areca
Species
:
Areca catechu L.
Nama
Daerah :
Jawa :
jambe, penang, wohan. Sumatera
: pining, boni, batang pinang, batang mayang, batang bongkah, pinang, pineng. Kalimantan :
gahat, gehat, kahat, taan, pinang. Sulawesi :
luhuto, luguto, poko rapo, amongon, alosi, mamaan, nyangan. Maluku :
bua, hua, soi, hualo, soin, palm. Asing
: Srilangka
: puvak Thailand :
mak Cina
: pin-lang.
Deskripsi
Tanaman
Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak,
tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang
lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset
batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek.
Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan
ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah
rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai
pendek bercabang rangkap.
Ada 1 bunga betina pada pangkal, di
atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur.
Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang
sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur
sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak
warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung
membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm,
permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuklekuk
menyerupai jala dengan warna yang lebih muda.
Syarat
Tumbuh
Pinang dapat berproduksi optimal bila ditanam
di lokasi dengan ketinggian 01.400 m/dpl.
Curah hujan yang dibutuhkan pinang antara 2.000-3.000 mm/tahun yang terbagi
merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100-150 hari. Suhu yang
dikehendaki 200C-320C, dan kelembaban udara antara 50-90 %. Keasaman tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 4-8.
Budidaya
Tanaman
Penyiapan
Lahan
Lahan untuk penanaman adalah yang subur
dan aman dari gangguan. Waktu pengolahan lahan mulai dari pembukaan lahan
hingga pembuatan lubang tanam sekitar 2 bulan. Lahan yang dapat dijadikan kebun
pinang adalah lahan hutan, lahan semak belukar, lahan pekarangan, dan lahan
tidur. Kegiatan awal yang perlu dilakukan adalah menebas atau merambah
pepohonannya. Bila udah bersih dari pepohonan dan semak belukar, lahan yang
miring perlu dibuat teras. Untuk lahan dengan kemiringan 300-450, teras dibuat
dengan lebar 1,5 m yang terdiri dari lebar asli teras 1 m dan lebar pembuangan
tanah 0,5 m. Untuk lahan dengan kemiringan 100-200, teras dibuat dengan lebar 2
masyarakat yang terdiri dari lebar asli teras 1,25 m dan lebar pembuangan tanah
0,75m.
Setelah lahan bersih, dilakukan
pemancangan/pengajiran yang bertujuan untuk mengatur tata letak tanaman.
Pemancangan didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi
daerah setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam. Jarak
tanam yang umum digunakan adalah 3 m x 3 m. Untuk lahan berbukit atau
berkontur, pemancangan dilakukan dengan arah barisan menurut kontur lahan dan
jarak antar barisan menurut proyeksi jarak antar barisan.
Tahapan selanjutnya adalah strip clearing
yang merupakan kegiatan membersihkan kayukayu di sepanjang jalur antara setiap
dua barisan ajir atau tiang pancang. Jalur ini nantinya akan dijadikan jalan.
Lebar jalan cukup 1 m. Lubang tanam pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x
50 cm. Lubang tanam harus dibuat 4-8 minggu sebelum penanaman karena perlu
dibiarkan terbuka disinari matahari selama 2-4 minggu pertama. Setelah
disinari, setiap lubang dapat diisi tanah lapisan atas yang sudah dicampur
kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas
tersebut dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah bercampur
pupuk tersebut dimasukkan ke lubang hingga 1/3 bagiannya saja.
Penyiapan
bibit
Perbanyakan pinang umumnya dilakukan
dari penyemaian biji. Dalam kegiatan pembibitan pinang, ada petani yang
langsung menyemaikan biji pinang dan ada pula yang harus diberi perlakuan
terlebih dahulu sebelum disemai yaitu dengan merendamnya selama 24 jam.
Sebelum dilakukan perkecambahan biji,
lahan pembibitan disiapkan terlebih dahulu. Untuk kebutuhan bibit pada tanaman
seluas 1 ha maka luas lahan perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m2 atau
sekitar 400 biji/m2. Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai
biji-biji yang sudah dipilih.
Proses perkecambahan biji pada umumnya
berlangsung 1,5-2 bulan. Setelah biji berkecambah, kegiatan selanjutnya adalah
pembibitan. Pembibitan dibagi dua tahap. Tahap pertama, kecambah dibibitkan
pada lahan dengan luas yang agak kecil agar mudah diawasi dan dipelihara. Lahan
tersebut harus rata dan diberi dinding berkeliling dari papan setinggi polibeg
(15 cm). Tujuannya agar polibeg dapat berdiri tegak. Kegiatan selanjutnya
adalah menyiapkan polibeg untuk pembibitan. Polibeg yang digunakan berukuran
volume 1 kg atau setinggi 15 cm. Polibeg diisi dengan tanah hingga setinggi ¾
bagian, lalu padatkan. Bila sudah siap, polibeg dapat diisi dengan kecambah
biji pinang. Agar terhindar dari sengatan sinar matahari,
Lahan pembibitan diberi naungan. Tinggi
naungan sekitar 2,5 m, sebagai atap dapat digunakan daun kelapa, daun nipah,
daun rumbia, atau daun tumbuhan lain. Naungan ini mulai dikurangi setiap dua
minggu sekali jika bibit sudah 1,5 bulan. Pengurangan ini dilakukan hingga
bibit akan dipindahtanamkan pada pembibitan kedua atau sudah berumur 5 bulan. Pada
pembibitan tahap kedua, luas lahan yang digunakan tergantung rencana penanaman,
jumlah bibit tahap pertama, jarak tanam bibit dilahan pembibitan, dan umur bibit
yang akan ditanam. Biasanya jarak antar polibeg bibit sekitar 30 cm x 30 cm.
Sebelum dipindahkan, polibeg yang dibutuhkan harus sudah tersedia. Polibeg yang
disiapkan bervolume sekitar 6 kg media tanam. Dari ¾ bagian polibeg yang akan
diisi dengan tanah, 50 % adalah kompos (pada bagian bawah) dan 50 %
sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas). Setelah pengisisan polibeg siap,
bibit dari polibeg kecil pada pembibitan tahap pertama dapat dipindahkan.
Polibeg besar lalu diletakkan secara teratur di lahan pembibitan. Pengaturan polibeg
dilakukan berkelompok dengan setiap kelompoknya terdiri dari empat baris
memanjang.
Antar kelompok diberi jarak sekitar 50
cm sebagai jalan untuk melakukan kegiatan pengawasandan perawatan. Agar
pertumbuhannya lebih sempurna, bibit perlu dipupuk dan disiram. Pemupukan dapat
dilakukan dua kali selama 3 bulan dengan NPK. Dosisnya 20 g setiap polibeg.
Dosis dan interval waktu pemberian pupuk tergantung pada kondisi bibit di
daerah setempat. Pada pembibitan tahap kedua ini tidak diperlukan lagi naungan
karena bibit sudah mampu menerima sinar matahari secara langsung.
Penanaman
Penanaman segera dilakukan bila segala
persiapan sudah selesai seperti persiapan lahan dan persiapan bibit. Waktu
penanaman yang tepat adalah awal musim penghujan. Jika tidak memungkinkan,
penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau asalkan tanaman disiram. Penanaman
sebaiknya dilakukan secara serentak pada hari yang sama. Jika penanamannya
tidak serentak maka akan terjadi variasi produksi dan panennya tidak serentak.
Bibit yang ditanam sebaiknya sudah merupakan hasil seleksi. Baik tidaknya bibit
dapat dilihat pada bentuk serta warna daun, pelepah dan batang.
Pemeliharaan
Penyisipan tanaman dimaksudkan untuk
mengganti bibit yang mati dan sakit setelah ditanam. Bibit untuk penyisipan ini
perlu dicadangkan minimal 5 % dari jumlah total populasi seharusnya. Pemupukan
dapat dilakukan dua kali setahun. Jenis pupuk yang dapat dipakai untuk pemupukan
pinang umumnya dari bahan anorganik seperti urea, SP-36, dan kalium sulfat. Jumlah
pupuk yang dibutuhkan tanaman per hektar adalah sekitar 150 kg urea, 300 kg
SP-36, dan 250 kg kalium sulfat. Bila menggunakan pupuk majemuk dapat digunakan
NPK 250 kg/ha.
Dalam setahun, penyiangan dilakukan
empat kali untuk tanaman berumur 1-2 tahun, tiga kali untuk tanaman berumur 3-5
tahun, dan dua kali untuk tanaman berumur 6 tahun atau lebih. Interval
penyiangan semakin jarang dilakukan karena pelepah pinang sudah saling bertemu
dan menaungi permukaan tanah. Tanah yang ternaungi umumnya tidak ditumbuhi
gulma.
Panen
dan Pascapanen
Tanaman akan berproduksi pada umur 4-5
tahun. Produksi awal relatif sedikit, tetapi akan semakin bertambah sesuai
pertambahan umur tanaman. Masa produksi dapat berlangsung selama 15 tahun dan
setelah itu produksinya akan menurun. Pemanenan buah pinang dapat dilakukan
dengan cara dipetik langsung, baik oleh manusia atau bantuan monyet (beruk).
Jika memungkinkan pemanenan ini dapat menggunakan galah bersabit. Panen
dilakukan pada buah yang menjelang masak atau sudah masak. Tanda-tanda buah
siap panen adalah warna kulitnya sudah berubah menjadi sedikit kekuningan,
kuning, atau kemerahan. Panen dapat dilakukan setiap bulan. Setelah dipanen,
buah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung plastik.
Selanjutnya hasil panen tersebut dibawa
ke tempat pengolahan. Penanganan pengolahan diantaranya adalah membelah biji
pinang menjadi dua bagian dengan parang, pisau atau kampak. Setelah terbelah
semua, buah dijemur pada hamparan yang terkena sinar matahari langsung. Buah
dijemur dengan bagian belahan menghadap ke atas. Tujuannya agar bijinya lebih
mudah dicongkel. Setelah dijemur, buah yang masih memiliki kulit ini dapat
dicongkel bijinya. Alat yang dapat dipakai adalah pisau atau alat lain yang
berujung runcing. Setelah dicongkel dari kulit buahnya, biji pinang dijemur
kembali di terik matahari untuk mengurangi kadar airnya sekitar 50 jam. Proses
penjemuran berlangsung selama 4 hari dan harus rutin tanpa penundaan. Bila
malam hari atau tidak dijemur, sebaiknya biji pinang diletakkan dalam peti
tanpa tutup atau terbuka. Jangan sampai dimasukkan dalam karung karena hanya
akan menambah kelembaban. Setelah kering, biji pinang tersebut dapat dikemas
dalam karung plastik untuk segera dijual.
Kandungan
Kimia
Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid,
seperti Arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine.
Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic,
caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar
mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah
diproses.
Efek
Farmakologis dan Hasil Penelitian
Biji memiliki efek anthelmintic (obat
cacing), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik),
peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan).
Daun sebagai penambah napsu makan. Sabut melancarkan sirkulasi tenaga, peluruh
kencing, dan pencahar.
Khasiat
dan Cara Pemakaian
1.
Cacingan
Bahan : Serbuk biji pinang30 g, air 2
gelas, Pemakaian : Serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan
perlahan-lahan selama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum sekaligus sebelum
makan pagi (BPPT, 2005).
2.
Disentri
Bahan
: Buah pinang yang berwarna kuning muda secukupnya, air 1 gelas Pemakaian :
Buah pinang dicuci lalu direndam dalam 1 gelas air selama beberapa jam. Minum
air rendaman pinang
3.
Difteri
Bahan : Biji pinang kering 1 butir, air
panas ¾ gelas, madu 1 sendok makan Pemakaian : Biji pinang kering digiling
halus lalu diseduh dengan air panas dan 1 sendok makan madu. SetelahSetelah
dingin dipakai utuk kumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang.
Lakukan 3 kali sehari