Pertanian adalah suatu
jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewn, dan ikan.
Dalam arti luas pertanian adalah pengelolaan tanaman, hewan dan ikan serta
lingkungannya agar memberikan suatu produk. Sedangkan dalam arti sempit
pertanian adalah pengelolaan tanaman dan lingkungannya agar memberikan suatu
produk.
Ilmu pertanian adalah
ilmu yang mempelajari bagtaimana mengelola tanaman, hewan, dan ikan serta
lingkungannya agar memberikan hasil secara maksimal. Berdasrkan spesifikasinya
ilmu pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu ilmu
tanaman yang mempelajari khusus tanaman, ilmu peternakan yang mempelajari
khusus ternak, dan ilmu perikanan yang mempelajari khusus iakan dan hewan air.
Sejarah Pertanian Pertanian
dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman, hewan, dan ikan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan
sejarah perkembangannya pertanian dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan
yaitu :
1. Pemburu dan
pengumpul
2. Pertanian Primitif
3. Pertanian
Tradisional
4. pertanian Progresif
(Modern)
Pemburu dan pengumpul
Manusia pertama hidup
di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu bangsa Alitik
(prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan berburu
serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan sakad
di semenanjung malaya, sukum andaman dan aeta di filiphina, suku toala di
sulawesi, suku punan di kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan. Manusia
pengimpil dan pemburu bersifat nomadik (berpindah-pindah) tetapi tidaklah
mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah
tertentu antara 20-25 Km2 . Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau tebing
batu. Mereka juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan habitatnya
serta keguanaannya. Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari bahan makanan
dan cara mengawetkannya juga sudah mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum
dimakan direndam dalam air kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dibenamkan ke
dlaam tanah selama sebulan lebih.
Pertanian primitive
Ketika manusia
pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan maka mulai terjadi
suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan pertanian
primitif.
Orang-orang semang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian. Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian primitif. Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau pertania bajak).dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja pria. Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitif dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah atau negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani. Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut huma atau ladang berpindah.
Orang-orang semang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian. Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian primitif. Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau pertania bajak).dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja pria. Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitif dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah atau negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani. Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut huma atau ladang berpindah.
Pertanian tradisional
Pada pertanian
tradisional orangmenerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas tanaman
sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam. Bantuan terhadap
pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti pengairan,
penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang
diturunkan oleh nenek moyangnya. Peternakan merupakan penjinakan hewan-hewan
liar untuk digunakan tenaga dan hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil
penangkapan dan pemeliharaan secara sederhana serta tergantung pada kondisi
alam.
Pertanian progresif
(modern)
Manusi mengguanakan
otaknya untuk meningkatkan penguasaannya terhadap semua yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha yang efisien,
masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian,
fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil yang maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan
varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan
terhadap serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat. Susunan makanan
ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode berbagai macam input
dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk mendapatkan hasil
dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk (lumbung)
diolah untukmendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan hasil
pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan nilai yang
tinggi.