Kamis, September 20, 2012

DEFINISI PERTANIAN




Pertanian adalah suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewn, dan ikan. Dalam arti luas pertanian adalah pengelolaan tanaman, hewan dan ikan serta lingkungannya agar memberikan suatu produk. Sedangkan dalam arti sempit pertanian adalah pengelolaan tanaman dan lingkungannya agar memberikan suatu produk.
Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagtaimana mengelola tanaman, hewan, dan ikan serta lingkungannya agar memberikan hasil secara maksimal. Berdasrkan spesifikasinya ilmu pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu ilmu tanaman yang mempelajari khusus tanaman, ilmu peternakan yang mempelajari khusus ternak, dan ilmu perikanan yang mempelajari khusus iakan dan hewan air.
Sejarah Pertanian Pertanian dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman, hewan, dan ikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan sejarah perkembangannya pertanian dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan yaitu :
1. Pemburu dan pengumpul
2. Pertanian Primitif
3. Pertanian Tradisional
4. pertanian Progresif (Modern)


Pemburu dan pengumpul
Manusia pertama hidup di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu bangsa Alitik (prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan berburu serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan sakad di semenanjung malaya, sukum andaman dan aeta di filiphina, suku toala di sulawesi, suku punan di kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan. Manusia pengimpil dan pemburu bersifat nomadik (berpindah-pindah) tetapi tidaklah mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah tertentu antara 20-25 Km2 . Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau tebing batu. Mereka juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan habitatnya serta keguanaannya. Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari bahan makanan dan cara mengawetkannya juga sudah mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum dimakan direndam dalam air kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dibenamkan ke dlaam tanah selama sebulan lebih.
Pertanian primitive
Ketika manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan maka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan pertanian primitif.
Orang-orang semang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian. Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian primitif. Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau pertania bajak).dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja pria. Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitif dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah atau negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani. Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut huma atau ladang berpindah.

Pertanian tradisional
Pada pertanian tradisional orangmenerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam. Bantuan terhadap pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti pengairan, penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Peternakan merupakan penjinakan hewan-hewan liar untuk digunakan tenaga dan hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan dan pemeliharaan secara sederhana serta tergantung pada kondisi alam.


Pertanian progresif (modern)
Manusi mengguanakan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya terhadap semua yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha yang efisien, masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian, fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat. Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode berbagai macam input dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk mendapatkan hasil dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk (lumbung) diolah untukmendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan hasil pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan nilai yang tinggi.

Senin, Juli 02, 2012

PEMANFAATAN Pseudomonas aeruginosa SEBAGAI AGEN PENGENDALI HAYATI PADA TANAMAN HORTIKULTURA




PENDAHULUAN

Pengertian agens hayati menurut FAO (1988) adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified microorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pengertian ini hanya mencakup mikroorganisme, padahal agens hayati tidak hanya meliputi mikroorganisme, tetapi juga organisme yang ukurannya lebih besar dan dapat dilihat secara kasat mata seperti predator atau parasitoid untuk membunuh serangga. Dengan demikian,pengertian agens hayati perlu dilengkapi dengan kriteria menurut FAO (1997), yaitu organisme yang dapat berkembang biak sendiri seperti parasitoid, predator, parasit, artropoda pemakan tumbuhan, dan patogen.

            Dewasa ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman yang berkualitas, ekonomis, serta aman dikonsumsi semakin tinggi. Produk tanaman seperti ini dapat diperoleh dengan menerapkan budidaya tanaman yang sehat, antara lain dengan penggunaan agens hayati sebagai sumber pengendalian hama dan penyakit. Indonesia merupakan negara yang dikenal mempunyai sumber kekayaan hayati yang sangat besar, bahkan merupakan negara kedua di dunia, setelah Brazil (Dibiyantoro, 2005). Namun di Negara Brazil, perlindungan terhadap kekayaan hayati jauh lebih baik karena Undang-undang yang ada selalu dapat diberlakukan bagi penduduk maupun pendatang/turis yang akan memanfaatkannya. Sedangkan di Indonesia kekayaan hayati yang sangat potensial ini belum sepenuhnya ditingkatkan daya gunanya bagi kepentingan pertanian.
Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mempunyai arti penting bagi masyarakat, karena dapat menimbulkan kerusakan serta kerugian pada tanaman atau hasil olahannya. Pada umumnya petani menggunakan pestisida kimia untuk menekan kerusakan tanaman tersebut, karena dianggap lebih cepat memberikan efek hasil, mudah diaplikasikan serta mudah untuk mendapatkannya. Dalam perkembangannya, disadari bahwa penggunaan pestisida kimia dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan memberikan efek negative pada kesehatan manusia. Hal tersebut mendorong seseorang untuk meminimalkan penggunaan pestisida kimia, dengan cara memanfaatkan agen pengendali hayati. Penggunaan agen pengendali hayati dalam mengendalikan OPT semakin berkembang, karena cara ini lebih unggul dibanding pengendalian berbasis pestisida kimia. Beberapa keunggulan tersebut adalah: 1) Aman bagi manusia, musuh alami dan lingkungan, 2) dapat mencegah ledakan hama sekunder; 3) produk pertanian yang dihasilkan bebas dari residu pestisida; 4) terdapat disekitar pertanaman sehingga dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida sintetis; dan 5) menghemat biaya produksi karena biaya aplikasi cukup dilakukan satu atau dua kali dalam satu kali musim panen. Agen pengendali hayati ini dapat berupa bakteri, jamur, actinomycetes ataupun virus (Hanudin et al., 2010).
Agen pengendali hayati golongan bakteri dalam mengendalikan patogen pada dasarnya
memiliki 3 mekanisme yaitu:
1.      Hiperparasitisme: terjadi apabila organisme antagonis memparasit organisme parasit
(patogen tumbuhan)
2.       Kompetisi ruang dan hara: terjadi persaingan dalam mendapatkan ruang hidup dan hara,
seperti karbohidrat, Nitrogen, ZPT dan vitamin.
3.      Antibiosis: terjadi penghambatan atau penghancuran suatu organisme oleh senyawa
metabolik yang diproduksi oleh organisme lain (Anonim, 2009).

Salah satu agen pengendali hayati dari golongan bakteri adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini termasuk dalam bakteri perakaran (rhizosfer) yang dikenal sebagai
plant growth promoting rhizobacteria (PGPR).

KARAKTERISTIK BAKTERI


Pseudomonas Sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang mekanisme interaksi antara bakteri Pseudomonas sp dengan senyawa hidrokarbon. Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. IA7D dalam mendegradasi hidrokarbon dan dalam menghasilkan biosurfaktan menunjukkan bahwa isolat bakteri Pseudomonas sp IA7D berpotensi untuk digunakan dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.


Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Pseudomonas migula 1894

Gambar 1, P. aeruginosa colonies on an agar plate.
P. aeruginosa adalah bakteri dalam klas Gama proteobacteria, ordo Pseudomonadales, family Pseudomonadaceae, genus Pseudomonas. Bakteri ini memiliki ciri-ciri: gram negatif, aerob, berbentuk batang lurus atau lengkung, berukuran 0,5 – 0,8 μm x 1,5 – 3 μm, suhu optimum untuk pertumbuhan 37 ºC dan mampu tumbuh sampai suhu 42 ºC (Todar, 2008). Bakteri ini dapat ditemukan satu-satu, atau berpasangan, dan kadang-kadang membentuk rantai pendek, tidak mempunyai spora, tidak mempunyai selubung, serta mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak (Lubis, 2005). P. aeruginosa hidup bebas, umumnya ditemukan di tanah atau di air. Sampel klinis dari isolat tanah atau air menghasilkan dua tipe koloni yang halus. Tipe pertama memiliki tampilan seperti telur goreng yang besar dan halus, dengan tepi rata dan permukaan timbul. Tipe kedua memiliki tampilan berlendir yang disebabkan oleh produksi lendir alginate. Strain P. aeruginosa menghasilkan dua pigmen larut air, yaitu pigmen flouresen pyoverdin dan pigmen biru pyocianin (Todar, 2008). Bakteri golongan Pseudomonas ini meberikan hasil tes positif pada uji oksidase dan katalase (Azadeh dan Meon, 2009).

MEKANISME PENGENDALIAN


Mekanisme pengendalian penyakit oleh golongan bakteri ini bersifat langsung dan tidak
langsung dengan memasukkan sintesis dari beberapa metabolit (auksin, sitokinin dan giberelin), menginduksi 1-aminocyclopropane-1-carbocylate (ACC), diaminase, memproduksi siderophore, antibiotik, HCN dan senyawa volatil. Kemampuan yang lainnya adalah meningkatkan daya larut mineral (misalnya fosfor) (Adesemoye et al.,2008). Menurut Ongena et al., (1999) dalam Mukaromah (2005), siderophore berperan dalam mekanisme induced systemic resistance (ISR). Pada kondisi ini, siderophore menghasilkan senyawa pyoverdin, pyocelin dan asam salisilat. Asam salisilat tersebut berperan sebagai transduksi signal yang mengaktifkan gen-gen penginduksi pembentukan systemic acquered resistant (SAR) (Wahyuni, 2001), Ketahanan yang terbentuk tersebut efektif menekan perkembangan patogen termasuk cendawan, bakteri, dan virus (Chivasa et al., 1997). Banyak kajian menyatakan bahwa akumulasi asam salisilat berasosiasi dengan respon fisiologi tanaman terhadap serangan penyakit (Saikia et al., 2006).

PATOGEN YANG DAPAT DIKENDALIKAN DENGAN P. aeruginosa

Menurut Mansoor et al. (2007), berdasarkan uji invitro aplikasi P. aeruginosa dapat menghambat diameter pertumbuhan Macrophomina phaseoilina, Rhizoctonia solani dan Fusarium oxysporum dengan menghasilkan zone penghambatan secara berturut-turut 2, 6, dan 10 mm. P. aeruginosa 7NSK2 mampu menginduksi ketahanan tanaman buncis terhadap Botrytis cinerea dan Colletotrichum lindemuthianum dan menginduksi ketahanan tanaman tembakau terhadap TMV (Meyer dan Hofte, 1997; Van Loon et al., 1998). Menurut Mukaromah (2005), introduksi P. aeruginosa dan cacing merah dapat menurunkan tingkat keparahan penyakit pada tembakau yang diintroduksi virus CMV. Penelitian lain menyatakan, P.aeruginosa strain UPM P3 berpotensi menekan pathogen Ganoderma boninense, penyebab penyakit busuk batang Basal Stem Rot (BSR) pada kelapa sawit (Azadeh dan Meon, 2009). Hasil penelitian Saikia et al. (2006) menunjukkan bahwa P. aeruginosa dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dan menekan penyakit hawar daun yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani. Produk biologi yang mengandung pyoverdin dan asam salisilat yang dihasilkan oleh P. aeruginosa PSS sangat efektif melawan Paeronospora tabacina pada pertanaman tembakau, Alternaria solani pada tomat, Pseudoperenospora cubensis pada mentimun (Fallahzadeh et al., 2010).

CARA APLIKASI

Biakan P. aeruginosa dimudakan dengan metode pure plate pada media King’s B yang mengandung 1 ppm kloramfenicol dan diinkubasikan selama 24-48 jam. P. aeruginosa dengan kerapatan tertinggi diperbanyak dalam 500 ml media pepton glucose cair. Sebelum digunakan P. aeruginosa diencerkan dengan air steril sampai volume 2500 ml (Mukaromah, 2005). Sebagai agen pengendali hayati, P. aeruginosa dapat diaplikasikan pada tanah, biji (Azadeh dan Meon, 2009) atau pada akar tanaman (Wahyuni, 2005). Aplikasi pada tanah dilakukan dengan cara penyiraman pada tanah di daerah perakaran (misal: pada tanaman tembakau dilakukan penyiraman pada pembibitan dengan 5 ml pada kerapatan 2 x 106 CFU/ml suspense bakteri per tanaman 7 hari sebelum tanam dan 5 hari setelah tanam) (Mukaromah, 2005). Aplikasi pada biji dilakukan dengan perendaman biji pada 106 CFU/ml suspensi bakteri, dan/atau pelapisan biji dengan 10% tepung kanji dalam 106 CFU/ml suspensi bakteri (Adesemoye and Ugoji, 2009). Sedangkan aplikasi pada akar tanaman dilakukan dengan pencelupan dan perendaman akar bibit (Wahyuni, 2005).






DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Bakteri antagonis Corynebacterium yang ramah lingkungan. Available at:
http://bakteri-antagonis-corynebacterium-yang.html. Accessed Jan. 31, 2011.

Adesemoye, A.O. and E.O. Ugoji. 2008. Evaluating Pseudomonas aeruginosa as plant
growth promoting rhizobacteria in West Africa. Available
http://rvrmoorthy.tripod.com/crop_protection.pdf. Accessed Jan. 17, 2011.

Azadeh, B.F. dan S. Meon. 2009. Molecular characterization of Pseudomonas aeruginosa
UPM P3 from oil palm rhizosphere. Available at: http://www.scipub.org/fulltext/ajas/ajas6111915-1919.pdf. Accessed Jan. 17, 2011.

Chivasa, S., A.M. Murphy, M. Naylor dan J.P. Carr. 1997. Salicylic acid interferst with
Tobacco mosaic virus replication via a novel salicylhydroxamic acid-sensitive mechanism. Plant cells 9: 547-557.

Fallahzadeh, V. , Ahmadzadeh, M. dan Sharifi, R. 2010. Growth and pyoverdine production
kinetics of Pseudomonas aeruginosa 7NSK2 in an experimental fermentor. Available
at: http://www.bashanfoundation.org/dilantha/dilanbiocontrol.pdf. Accessed Jan. 17,
2011.

FAO. 1997. Code of conduct for the import and release of exotic biological control agents.
Biocontrol News and Information 18(4): 119N−124N.

FAO. 1988. Guidelines for the Registration of Biological Pest Control Agents. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome. 7 pp.

Hanudin, E. Sutarya, S. Mihardja, dan I. Sanusie. 2010. Mikroba Antagonis sebagai Agen
Hayati Pengendali Penyakit Tanaman. Available at: http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr262044.pdf. Accessed Jan. 26, 2011.

Lubis, S. 2005. Pseudomonas aeruginosa; karakteristik, infeksi, dan penanganan. Available
at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3507/1/05010683.pdf. Accessed
Jan. 17, 2011.

Mansoor, F., V. Sultana, and S.E. Haque. 2007. Enhancement of Biocontrol Potential of
Pseudomonas aeruginosa and Paecilomyces lilacinus against root rot of Mungbean by
a medicinal plant Launaea nudicaulis L. Available at:
            http://www.pakbs.org/pjbot/PDFs/39%286%29/PJB39%286%292113.pdf. Accessed
Jan. 17, 2011.

Mukaromah, F. 2005. Hubungan antara Populasi Afid dengan Kejadian Penyakit CMV pada
Tembakau H382 yang Diintroduksi Bakteri Pseudomonas aeruginosa, Cacing Merah
(Lumbricus rubellus) dan Virus CMV-48. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Jember.

Saikia, R., R. Kumar, D.K. Arora, , D.K . Gogoi, and P. Azad. 2006. Pseudomonas aeruginosa inducing rice resistance againts Rhizoctonia solani : Production of Salicylic acid and Peroxidases. Available at: http://www.biomed.cas.cz/mbu/folia.
Accessed Jan. 17, 2011. Todar, K. 2008. Pseudomonas aeruginosa. Available at: http://www.textbookofbacteriology.net/pseudomonas.html . Accessed Jan. 13, 2010.

Wahyuni, W.S. 2001. Peranan asam salisilat, H2O2, dan CaCl2 sebagai penginduksi ketahanan tanaman terhadap infeksi Cucumber mosaic virus. Pros. Hasil Penelitian Hibah DUE Project Ubiversitas Jember 1: 35-41.

_____________. 2005. Peranan bakteri golongan Pseudomonad berpendar dalam pengendalian penyakit tumbuhan. Materi Sosialisasi Pemasyarakatan Pemanfaatan Cacing Merah dan Pseudomonas aeruginosa untuk Meningkatkan Ketahanan Tembakau terhadap Cucumber mosaic virus pada Kelompok Petani Tembakau di Jember. Disampaikan: Juni 15, 2005.


Minggu, April 29, 2012


NAMA – NAMA KELOMPOK PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
GEL                        : I (SATU)
PUKUL                  : 08.00 – 08.45 WIB
KELOMPOK  I (SATU)                                                     
1.       Surya Akbar
2.       Mustamil Zuhari
3.       Andika Syahputra
4.        
KELOMPOK II (DUA)
1.       Khairul Nazli
2.       Khalisa
3.       M. Fadillah
4.       Agus Salim Srg

KELOMPOK III (TIGA)
1.       Abdul Wahid
2.       Dadan Riswandi
3.       Dedy Setiawan
4.       Ilhamuddin
KELOMPO IV (EMPAT)
1.       M. Rivai Amin
2.       Anil Hamzat
3.       Kiki Indawati
4.       Ari Wahyono






KELOMPOK V (LIMA)
1.       Aswin Afandi
2.       Fahmi Adinata
3.       Devi Bambang
4.       Fredi Pakpahan
KELOMPOK VI (ENAM)
1.       Dani Prayoga
2.       Wita Puspita Sari
3.       Fakhrur Riza
4.       Eka Prasetyadi
KELOMPOK VII (TUJUH)
1.       Eko Prananda
2.       John Plemon G
3.       Gianto
4.       Alan Nuari
KELOMPOK VIII (DELAPAN)
1.       Riski Alamsyah
2.       M. Handi Zulmi
3.       Obantua  Hadamean. H
4.       Deni Setiawan


GELOMBANG                    :  II (DUA)
PUKUL                                  : 08.45 – 09.30 WIB

KELOMPOK IX (SEMBILAN)                                                          
1.       khairul
2.       Romis
3.       M. Hatta Srg
4.       Dede Suhendra

KELOMPOK 10 (SEPULUH)
1.       Fery Alamsyah
2.       Pandu Anugrah
3.       Selamat Lestari
4.       M. Adlin Tanjung

KELOMPOK 11 (SEBELAS)
1.       Amin Ramadhan
2.       Frisia Hafis
3.       Anggi Pahlevi
4.       Elyanto Hepy Syahputra

KELOMPOK  12 (DUA BELAS)
1.       Tri Koko Dharmawan
2.       M. Waldi Andi
3.       Hasan Basri Nst
4.       Ali Akbar



KELOMPOK 13 (TIGA BELAS)
1.       Syamsir
2.       Nico Yosi Noya
3.       M. Armansyah P
4.       Nanda Agustiwa

KELOMPOK 14 (EMPAT BELAS)
1.       Harry Wahyudha
2.       Alamsyah Nasution
3.       Soleh Hidayah M
4.       Febriansyah

KELOMPOK 15 (LIMA BELAS)
1.       Andri Budiarto
2.       Julpan
3.       Fitriani Siregar
4.       Indra Gunawan

KELOMPOK 16(ENAM BELAS)
1.       Chairul Fadly
2.       Wahid Rizal Mustofa
3.       Desru Ardian
4.       Fardian Syahputra Lubis
KELOMPOK        :  III (TIGA)
PUKUL                 : 09.45 – 10.30 Wib

KELOMPOK 17 (TUJUH BELAS)
1.       Abdul Rasyid
2.       Ardiansya Saleh P
3.       Fredy Anggara Dly
4.       Tata Pangestu
KELOMPOK 18(DELAPAN BELAS)
1.       Putra Tunggal B
2.       Eko Pranata
3.       Luthfia Dwinta
4.       Putri Aldine
KELOMPOK 19(SEMBILAN BELAS)
1.       Bambang Hendra
2.       Husni Aulia
3.       Sonia Faza Nasution
4.       Khoirul Basri
KELOMPOK 20 (DU PULUH)
1.       IRUN Saleh
2.       Gembira Sihombing
3.       Ali Rahmad D
4.       Jeni Zainuddin






KELOMPOK 21 ( DUAPULUH SATU)
1.       Muhammad Saetepani
2.       Muhammad Yusuf Harahap
3.       Dwi Syahputra
4.       Fahmi Akbar Nasution
KELOMPOK 22 (DUAPULUH DUA)
1.       Joko Susilo
2.       H. Sampurno
3.       Ismail Saleh
4.       Boni Ardi
KELOMPOK 23(DUAPULUH TIGA)
1.       Ferri Nanda Pratama
2.       Rahmad Hardika
3.       Toto Pertowo
4.       Hengko Posda R Tondang
KELOMPOK 24 (DUAPULUH EMPAT)
1.       Faisal Amri
2.       Afbie Andiansyah
3.       M. Ardinsyah

Rabu, Maret 07, 2012

Nama kelompok AGB Semester 6 TANAMAN HORTI I


Nama kelompok AGB  Semester 6
TANAMAN HORTI  I

No
Nama
NPM
Kelompok
Keterangan
1
2
3
4
5
6

Khairunnas
Rahmad Syukur
Hendra Syahputra  zai
Candra A Hutagaol
Whila putri elvadice
Dwi medania


0904140051
0904140022
0904140035
09041400xx
0904140061
0904140031




1









1
2
3
4
5
6
7



Nuryan syahputra
Azharrudin B
Aries Irawansyah
Iriani
Akhirani Ulfa
Fadli Akbar Lbs
Iwan Dahlan
1004300100 P
0904140009
0904140003
0904140040
0904140062
0904140017





2






1
2
3
4
5
6
7



Roni Zulfahmi Hsb
Bambang irawan
Teguh Sumarli
Murdani S damanik
Gusti mawaddah
Dwi Rahmatika
Tri vianda Putra
0904140050
0904140056
0904140014
0904140005
0904140041
0904140057
0904140027








3





1
1
2
3
4
5
6
7


Faisal Azhari Baldan
Arifin
Fahrur Rozi
Utama Bambang
Mhd. Reza Adha
Irma Handayani
Yulia Sari
Muhammad Hanafi

0904140020
0904140016
0904140042
0904140054
0904140036
0904140001
0904140065









4




1
2
3
4
5
6
7


Abdul Rouhman
Yudi Putra
Irwansyah
Samsul Efendi
Fitri Ramadhani
Ira Miftia
Mhd. Erfan Ali s
0904140012
09041400xx
0904140044
0904140018
0904140034
0904140036
0904140026






5

1
2
3
4
5
6
7



Eko Bayu Noviandri
Dedy Riva kusuma
Deni Alvinsyah
Zulhamdi lubis
Juita tarigan
Indah Permatasari
Faisal Huzairi


0904140010
0904140046
0904140058
0904140047
0904140021
0904140064
0904140053






6


NB : 1. Bagi yang belom mendapat Kelompok silakan Menghubungi Assiten
        2. membawah absen kertas jeruk warna biru berserta foto 3 x 4 warna

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download : Lingkaran Tanah-Air-Tanaman LTAT mrpk sistem dinamik dan terpadu dimana air mengalir d...