Kamis, November 12, 2015

SIMPLISIA BUAH DAN BIJI



Biji diambil dari buah yang telah masak sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan,ukuran simplisia biji pun bermacam-macam tergantung dari jenis tanaman.Beberapa jenis tanaman yang bijinya dapat digunakan sebagai obat antara lain, antara lain:

Pinang (Areca catechu L.)
Kapulaga lokal (Amomum cardamomum Willd.) dan kapulaga sabrang (Elettaria
cardamomum (L.) Maton)
Lamtoro (Leucaema glauca (L.) Benth.)
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Mahkota dewa (Phaleri macrocarpa)
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Cengkeh  (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry )












PINANG (Areca catechu L.)

Klasifikasi Tanaman
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiospermae
Class                :Monocotyledonae
Ordo                : Arecales
Family             : Arecaceae (Palmae)
Genus              : Areca
Species            : Areca catechu L.
Nama Daerah :
Jawa : jambe, penang, wohan. Sumatera : pining, boni, batang pinang, batang mayang, batang bongkah, pinang, pineng. Kalimantan : gahat, gehat, kahat, taan, pinang. Sulawesi : luhuto, luguto, poko rapo, amongon, alosi, mamaan, nyangan. Maluku : bua, hua, soi, hualo, soin, palm. Asing : Srilangka : puvak Thailand : mak Cina : pin-lang.

Deskripsi Tanaman
Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap.
Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuklekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda.
Syarat Tumbuh
Pinang dapat berproduksi optimal bila ditanam di lokasi dengan ketinggian     01.400 m/dpl. Curah hujan yang dibutuhkan pinang antara 2.000-3.000 mm/tahun yang terbagi merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100-150 hari. Suhu yang dikehendaki 200C-320C, dan kelembaban udara antara 50-90 %. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 4-8.

Budidaya Tanaman
Penyiapan Lahan
Lahan untuk penanaman adalah yang subur dan aman dari gangguan. Waktu pengolahan lahan mulai dari pembukaan lahan hingga pembuatan lubang tanam sekitar 2 bulan. Lahan yang dapat dijadikan kebun pinang adalah lahan hutan, lahan semak belukar, lahan pekarangan, dan lahan tidur. Kegiatan awal yang perlu dilakukan adalah menebas atau merambah pepohonannya. Bila udah bersih dari pepohonan dan semak belukar, lahan yang miring perlu dibuat teras. Untuk lahan dengan kemiringan 300-450, teras dibuat dengan lebar 1,5 m yang terdiri dari lebar asli teras 1 m dan lebar pembuangan tanah 0,5 m. Untuk lahan dengan kemiringan 100-200, teras dibuat dengan lebar 2 masyarakat yang terdiri dari lebar asli teras 1,25 m dan lebar pembuangan tanah 0,75m.
Setelah lahan bersih, dilakukan pemancangan/pengajiran yang bertujuan untuk mengatur tata letak tanaman. Pemancangan didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi daerah setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam. Jarak tanam yang umum digunakan adalah 3 m x 3 m. Untuk lahan berbukit atau berkontur, pemancangan dilakukan dengan arah barisan menurut kontur lahan dan jarak antar barisan menurut proyeksi jarak antar barisan.
Tahapan selanjutnya adalah strip clearing yang merupakan kegiatan membersihkan kayukayu di sepanjang jalur antara setiap dua barisan ajir atau tiang pancang. Jalur ini nantinya akan dijadikan jalan. Lebar jalan cukup 1 m. Lubang tanam pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam harus dibuat 4-8 minggu sebelum penanaman karena perlu dibiarkan terbuka disinari matahari selama 2-4 minggu pertama. Setelah disinari, setiap lubang dapat diisi tanah lapisan atas yang sudah dicampur kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas tersebut dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah bercampur pupuk tersebut dimasukkan ke lubang hingga 1/3 bagiannya saja.
Penyiapan bibit
Perbanyakan pinang umumnya dilakukan dari penyemaian biji. Dalam kegiatan pembibitan pinang, ada petani yang langsung menyemaikan biji pinang dan ada pula yang harus diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai yaitu dengan merendamnya selama 24 jam.
Sebelum dilakukan perkecambahan biji, lahan pembibitan disiapkan terlebih dahulu. Untuk kebutuhan bibit pada tanaman seluas 1 ha maka luas lahan perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m2 atau sekitar 400 biji/m2. Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih.
Proses perkecambahan biji pada umumnya berlangsung 1,5-2 bulan. Setelah biji berkecambah, kegiatan selanjutnya adalah pembibitan. Pembibitan dibagi dua tahap. Tahap pertama, kecambah dibibitkan pada lahan dengan luas yang agak kecil agar mudah diawasi dan dipelihara. Lahan tersebut harus rata dan diberi dinding berkeliling dari papan setinggi polibeg (15 cm). Tujuannya agar polibeg dapat berdiri tegak. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan polibeg untuk pembibitan. Polibeg yang digunakan berukuran volume 1 kg atau setinggi 15 cm. Polibeg diisi dengan tanah hingga setinggi ¾ bagian, lalu padatkan. Bila sudah siap, polibeg dapat diisi dengan kecambah biji pinang. Agar terhindar dari sengatan sinar matahari,
Lahan pembibitan diberi naungan. Tinggi naungan sekitar 2,5 m, sebagai atap dapat digunakan daun kelapa, daun nipah, daun rumbia, atau daun tumbuhan lain. Naungan ini mulai dikurangi setiap dua minggu sekali jika bibit sudah 1,5 bulan. Pengurangan ini dilakukan hingga bibit akan dipindahtanamkan pada pembibitan kedua atau sudah berumur 5 bulan. Pada pembibitan tahap kedua, luas lahan yang digunakan tergantung rencana penanaman, jumlah bibit tahap pertama, jarak tanam bibit dilahan pembibitan, dan umur bibit yang akan ditanam. Biasanya jarak antar polibeg bibit sekitar 30 cm x 30 cm. Sebelum dipindahkan, polibeg yang dibutuhkan harus sudah tersedia. Polibeg yang disiapkan bervolume sekitar 6 kg media tanam. Dari ¾ bagian polibeg yang akan diisi dengan tanah, 50 % adalah kompos (pada bagian bawah) dan 50 % sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas). Setelah pengisisan polibeg siap, bibit dari polibeg kecil pada pembibitan tahap pertama dapat dipindahkan. Polibeg besar lalu diletakkan secara teratur di lahan pembibitan. Pengaturan polibeg dilakukan berkelompok dengan setiap kelompoknya terdiri dari empat baris memanjang.
Antar kelompok diberi jarak sekitar 50 cm sebagai jalan untuk melakukan kegiatan pengawasandan perawatan. Agar pertumbuhannya lebih sempurna, bibit perlu dipupuk dan disiram. Pemupukan dapat dilakukan dua kali selama 3 bulan dengan NPK. Dosisnya 20 g setiap polibeg. Dosis dan interval waktu pemberian pupuk tergantung pada kondisi bibit di daerah setempat. Pada pembibitan tahap kedua ini tidak diperlukan lagi naungan karena bibit sudah mampu menerima sinar matahari secara langsung.

Penanaman
Penanaman segera dilakukan bila segala persiapan sudah selesai seperti persiapan lahan dan persiapan bibit. Waktu penanaman yang tepat adalah awal musim penghujan. Jika tidak memungkinkan, penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau asalkan tanaman disiram. Penanaman sebaiknya dilakukan secara serentak pada hari yang sama. Jika penanamannya tidak serentak maka akan terjadi variasi produksi dan panennya tidak serentak. Bibit yang ditanam sebaiknya sudah merupakan hasil seleksi. Baik tidaknya bibit dapat dilihat pada bentuk serta warna daun, pelepah dan batang.

Pemeliharaan
Penyisipan tanaman dimaksudkan untuk mengganti bibit yang mati dan sakit setelah ditanam. Bibit untuk penyisipan ini perlu dicadangkan minimal 5 % dari jumlah total populasi seharusnya. Pemupukan dapat dilakukan dua kali setahun. Jenis pupuk yang dapat dipakai untuk pemupukan pinang umumnya dari bahan anorganik seperti urea, SP-36, dan kalium sulfat. Jumlah pupuk yang dibutuhkan tanaman per hektar adalah sekitar 150 kg urea, 300 kg SP-36, dan 250 kg kalium sulfat. Bila menggunakan pupuk majemuk dapat digunakan NPK 250 kg/ha.
Dalam setahun, penyiangan dilakukan empat kali untuk tanaman berumur 1-2 tahun, tiga kali untuk tanaman berumur 3-5 tahun, dan dua kali untuk tanaman berumur 6 tahun atau lebih. Interval penyiangan semakin jarang dilakukan karena pelepah pinang sudah saling bertemu dan menaungi permukaan tanah. Tanah yang ternaungi umumnya tidak ditumbuhi gulma.

Panen dan Pascapanen
Tanaman akan berproduksi pada umur 4-5 tahun. Produksi awal relatif sedikit, tetapi akan semakin bertambah sesuai pertambahan umur tanaman. Masa produksi dapat berlangsung selama 15 tahun dan setelah itu produksinya akan menurun. Pemanenan buah pinang dapat dilakukan dengan cara dipetik langsung, baik oleh manusia atau bantuan monyet (beruk). Jika memungkinkan pemanenan ini dapat menggunakan galah bersabit. Panen dilakukan pada buah yang menjelang masak atau sudah masak. Tanda-tanda buah siap panen adalah warna kulitnya sudah berubah menjadi sedikit kekuningan, kuning, atau kemerahan. Panen dapat dilakukan setiap bulan. Setelah dipanen, buah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung plastik.
Selanjutnya hasil panen tersebut dibawa ke tempat pengolahan. Penanganan pengolahan diantaranya adalah membelah biji pinang menjadi dua bagian dengan parang, pisau atau kampak. Setelah terbelah semua, buah dijemur pada hamparan yang terkena sinar matahari langsung. Buah dijemur dengan bagian belahan menghadap ke atas. Tujuannya agar bijinya lebih mudah dicongkel. Setelah dijemur, buah yang masih memiliki kulit ini dapat dicongkel bijinya. Alat yang dapat dipakai adalah pisau atau alat lain yang berujung runcing. Setelah dicongkel dari kulit buahnya, biji pinang dijemur kembali di terik matahari untuk mengurangi kadar airnya sekitar 50 jam. Proses penjemuran berlangsung selama 4 hari dan harus rutin tanpa penundaan. Bila malam hari atau tidak dijemur, sebaiknya biji pinang diletakkan dalam peti tanpa tutup atau terbuka. Jangan sampai dimasukkan dalam karung karena hanya akan menambah kelembaban. Setelah kering, biji pinang tersebut dapat dikemas dalam karung plastik untuk segera dijual.

Kandungan Kimia
Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Biji memiliki efek anthelmintic (obat cacing), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan). Daun sebagai penambah napsu makan. Sabut melancarkan sirkulasi tenaga, peluruh kencing, dan pencahar.
Khasiat dan Cara Pemakaian
1. Cacingan
Bahan : Serbuk biji pinang30 g, air 2 gelas, Pemakaian : Serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan perlahan-lahan selama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum sekaligus sebelum makan pagi (BPPT, 2005).
2. Disentri
Bahan : Buah pinang yang berwarna kuning muda secukupnya, air 1 gelas Pemakaian : Buah pinang dicuci lalu direndam dalam 1 gelas air selama beberapa jam. Minum air rendaman pinang
3. Difteri

Bahan : Biji pinang kering 1 butir, air panas ¾ gelas, madu 1 sendok makan Pemakaian : Biji pinang kering digiling halus lalu diseduh dengan air panas dan 1 sendok makan madu. SetelahSetelah dingin dipakai utuk kumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang. Lakukan 3 kali sehari

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download : Lingkaran Tanah-Air-Tanaman LTAT mrpk sistem dinamik dan terpadu dimana air mengalir d...