Selasa, Desember 09, 2014

Format laporan praktikum hortikultura

PENDAHULUAN
            Latar Belakang
            Tujuan
            Hipotesa
            Kegunaan
TINJAUAN LITERATUR
            Botani Tanaman
            Syarat Tumbuh
                        Iklim
                        Tanah
            Mekanisme Masuknya Unsure Hara
            Peranan pupuk
           
BAHAN DAN METODA PENELITIAN
            Tempat dan Waktu
            Bahan dan Alat
            Metoda Penelitian
PELAKSANAAN PENELITIAN
            Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah
            Pemupukan
            Penanaman
            Pemeliharaan
                        Penyiraman
                        Penyisipan
                        Pengendalian Hama dan Penyakit
            Panen
            Parameter Pengamatan
                        Tinggi Tanaman (cm)
                        Jumlah Daun
                         Jumlah anakan
HASIL PENELITIAN
            Tinggi  Tanaman (cm)
            Jumlah Daun
Jumlah anakan

PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
            Kesimpulan
            Saran
DAFTAR PUSTAKA


Rabu, Agustus 20, 2014

Pemuliaan Tanaman



PENDAHULUAN

Sejarah
Kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang sengaja dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman telah dilakukan orang sejak dimulainya domestikasi tanaman, namun dilakukan tanpa dasar ilmu yang jelas. Sisa-sisa biji-bijian dari situs-situs peninggalan arkeologi membantu menyingkap masa prasejarah pemuliaan tanaman. Catatan-catatan pertama dalam jumlah besar mengenai berbagai jenis tanaman diperoleh dari karya penulis-penulis Romawi, terutama Plinius.
Arti pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh  
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya, seorang pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya.
Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan dunia, khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal/hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

Ilmu Pemuliaan Tanaman sebelumnya dikenal dengan nama Ilmu seleksi karena dalam pelaksanaannya dilakukan pemilihan terhadap tanaman yang diinginkan, baik secara individu maupun kelompok. Dalam bahasa inggris pemuliaan tanaman disebut Plant Breeding.
Mengingat pentingnya tanaman bagi manusia maka orang selalu mencari cara untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin dari tanaman yang diusahakan. 
 Cara ini dapat ditempuh dengan teknik bercocok tanam yang baik dan dengan cara peningkatan kemampuan berproduksi sesuai dengan harapan manusia.  Perbaikan becocok tanam dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan lingkungan disekitar tanaman agar dapat tumbuh dengan baik sehingga diperoleh hasil optimal.  Sedang peningkatan kemampuan tanaman dapat diartikan suatu usaha untuk merubah sifat tanaman agar diperoleh tanaman yang lebih unggul dari pada jenis atau varietas yang sudah ada dan usaha ini disebut memuliakan tanaman.
Pemuliaan tanaman dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perubahan-perubahan susunan genetik sehingga diperoleh tanaman yang menguntungkan manusia.  Dengan demikian tujuan pemuliaan pada dasarnya adalah ekonomis.  Para ahli menyimpulkan bahwa tujuan pemuliaan tanaman adalah untuk memperoleh atau mengembangkan varietas atau hibrida agar lebih efisien dalam penggunaan unsur hara sehingga memberi hasil tertinggi persatuan luas dan menguntungkan bagi penanam serta pemakai.  Selanjutnya dikatakan bahwa varietas yang diperoleh diharapkan tahan pada lingkungan ekstrim seperti kekeringan, serangan hama serta penyakit dan lain-lain.
Usaha pemuliaan tanaman memerlukan bantuan ilmu-ilmu yang lain, misalnya genetika, botani, agronomi, matematika, statistika, ilmu hama dan penyakit, dan fisiologi tanaman. Genetika mempunyai peran penting karena ilmu ini merupakan seluk beluk pewarisan sifat. Dari botani dapat diketahui seberapa jauh hubungan kekerabatan dari tanaman yang akan dimuliakan (khususnya bila dengan persilangan), sifat-sifat morfologi yang berkait dengan sifat fisiologisnya.
 Dalam pemuliaan tanaman, usaha untuk memperoleh suatu varietas unggul memerlukan pengetahuan mengenai sifat-sifat tersebut. Misalnya, tanaman padi yang respon terhadap pemupukan dengan dosis tinggi biasanya mempunyai daun yang berwarna lebih hijau kelam dan daun bendera yang tegak; atau tanaman jagung yang berproduksi tinggi umumnya akan diikuti dengan umur tanaman yang panjang.

Tujuan pemuliaan tanaman
Tujuan dalam pemuliaan tanaman dapat bersifat spesifik. Tanaman di bagian kanan atas warna daunnya menjadi merah apabila tempat tumbuhnya mengandung nitrogen dioksida. Sifat ini dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan ranjau yang melepaskan senyawa tersebut.
Tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Pemuliaan padi, misalnya, pernah diarahkan pada peningkatan hasil, tetapi sekarang titik berat diarahkan pada perakitan kultivar yang toleran terhadap kondisi ekstrem (tahan genangan, tahan kekeringan, dan tahan lahan bergaram) karena proyeksi perubahan iklim dalam 20–50 tahun mendatang. Tujuan pemuliaan akan diterjemahkan menjadi program pemuliaan.
Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.
Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang tinggi menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut. Tanaman yang berumur singkat (genjah) akan memungkinkan efisiensi penggunaan lahan yang lebih tinggi. Ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang tidak mendukung akan membantu pelaku usaha tani menghindari kerugian besar akibat serangan hama, penyakit, serta bencana alam. Beberapa tanaman tertentu yang dalam usaha budidayanya melibatkan banyak peralatan mekanik memerlukan populasi yang seragam atau khas agar dapat sesuai dengan kemampuan mesin dalam bekerja.
Usaha perbaikan kualitas produk adalah tujuan utama kedua. Tujuan semacam ini dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan. Perkembangan bioteknologi di akhir abad ke-20 telah membantu pemuliaan terhadap tanaman yang mampu menghasilkan bahan pangan dengan kandungan gizi tambahan (pangan fungsional) atau mengandung bahan pengobatan tertentu (pharmcrops, kegiatannya dikenal sebagai crop pharming).

Proses kegiatan pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan. Kedinamisannya dicerminkan dari adanya tantangan dan kondisi alam lingkungan yang cenderung berubah, sebagai contoh strain patogen yang selalu berkembang, selera ataupun preferensi konsumen terhadap pangan yang juga berkembang, oleh karenanya, kegiatan pemuliaan pun akan berpacu sejalan dengan perubahan tersebut.
Sedangkan keberlanjutannya dapat dilihat dari kegiatannya yang sinambung, berlanjut dari satu tahapan menuju pada tahapan berikutnya. Lebih lanjut, pemuliaan merupakan ilmu terapan yang multidisiplin, dengan menggunakan beragam ilmu lainnya, seperti genetika, sitogenetik, agronomi, botani, fisiologi, patologi, entomologi, genetika molekuler, biokimia, statistika (Gepts and Hancock, 2006), dan bioinformatika. Sedangkan, dilihat dari metode yang digunakan, dibagi menjadi dua:pendekatan pemuliaan konvensional (contohnya melalui persilangan, seleksi dan mutasi) dan inkonvensional (kloning gen, marka molekuler dan transfer gen).
Pada umumnya proses kegiatan pemuliaan diawali dengan:
 (a).usaha koleksi plasma nutfah sebagai sumber keragaman,
 (b).identifikasi dan karakterisasi,
  (c).induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun dengan transfer gen,        yang diikuti dengan
 (d).proses seleksi,
 (e).pengujian dan evaluasi,
 (f).pelepasan, distribusi dan komersialisasi varietas.
 Teknik persilangan yang diikuti dengan proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam inovasi perakitan kultivar unggul baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar introduksi, teknik induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan beberapa kultivar baru.


Kegiatan pemuliaan tanaman di Indonesia
http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2012/01/picture8.jpg?w=570
Bila dilihat dari pelakunya, kegiatan pemuliaan tanaman di tanah air, sebagian besar masih dilakukan oleh institusi-institusi milik pemerintah, seperti lembaga penelitian di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, antara lain: Puslitbang Tanaman Pangan/Hotikultura/ Perkebunan, Balai Besar (BB) Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, BB Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor, serta beberapa balai penelitian, seperti Balit Tanaman Sayuran Lembang, Balit Tanaman Hias Cipanas, Balit Buah-buahan Solok, Balit Jagung dan Serelia lain Maros, Balit Kacang-kacangan dan Ubi-ubian Malang.
Juga terdapat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di hampir setiap provinsi. Di lingkup Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, juga terdapat Puslit Kelapa Sawit Medan, Puslit Kopi dan Kakao Jember, Puslit Teh dan Kina Gambung, Puslit Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, Puslit Karet Sungei Putih, Balit Biotek Perkebunan.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ea/Plants_that_change_color_and_mark_buried_explosives.jpg/250px-Plants_that_change_color_and_mark_buried_explosives.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.24wmf15/skins/common/images/magnify-clip.png



Strategi dasar pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman mencakup tindakan penangkaran koleksi bahan/material pemuliaan (dikenal pula sebagai plasma nutfah atau germplasms), penciptaan kombinasi sifat-sifat baru (biasanya melalui persilangan yang intensif), dan seleksi terhadap bahan yang dimiliki. Semua tindakan ini dilakukan setelah tujuan spesifik program pemuliaan ditentukan sebelumnya.

Koleksi plasma nutfah                  Kolonialisme dan penyebaran tanaman "eksotik
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/36/Seedbank.jpg/200px-Seedbank.jpg              http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ab/Patates.jpg/250px-Patates.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.24wmf15/skins/common/images/magnify-clip.png
Koleksi plasma nutfah dapat disimpan dalam bank/gudang benih.
Plasma nutfah adalah bahan baku dasar pemuliaan karena di sini tersimpan berbagai keanekaragaman sifat yang dimiliki oleh masing-masing nomor koleksi (aksesi). Tanpa keanekaragaman, perbaikan sifat tidak mungkin dilakukan.
Usaha pencarian plasma nutfah baru berarti eksplorasi ke tempat-tempat yang secara tradisional menjadi pusat keanekaragaman hayati (atau hutan) atau dengan melakukan pertukaran koleksi. Lembaga-lembaga publik seperti IRRI dan CIMMYT menyediakan koleksi plasma nutfah bagi publik secara bebas bea, namun untuk kepentingan bisnis diatur oleh perjanjian antara pihak-pihak yang terkait.








Peningkatan keragaman (variabilitas) genetik
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/32/Carrots_of_many_colors.jpg/200px-Carrots_of_many_colors.jpg                     http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1d/Bt_plants.png/180px-Bt_plants.png
                                                       Integrasi bioteknologi dalam pemuliaan

Apabila aksesi tidak ada satu pun yang memiliki suatu sifat yang diinginkan, pemulia tanaman melakukan beberapa cara untuk merakit individu yang memiliki sifat ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah introduksi bahan koleksi, persilangan, manipulasi kromosom, mutasi dengan paparan radioaktif atau bahan kimia tertentu, penggabungan (fusi) protoplas/inti sel, manipulasi urutan gen, transfer gen, dan manipulasi regulasi gen.
Empat cara yang disebut terakhir kerap dianggap sebagai bagian dari bioteknologi pertanian (green biotechnology). Tiga cara yang terakhir adalah bagian dari rekayasa genetika dan dianggap sebagai "pemuliaan tanaman molekular" karena menggunakan metode-metode biologi molekular.
Introduksi
Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi) merupakan cara paling sederhana untuk meningkatkan keragaman (variabilitas) genetik. Seleksi penyaringan (screening) dilakukan terhadap koleksi plasma nutfah yang didatangkan dari berbagai tempat dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Pengetahuan tentang pusat keanekaragaman (diversitas) tumbuhan penting untuk penerapan cara ini. Keanekaragaman genetik untuk suatu spesies tidaklah sama di semua tempat di dunia. N.I. Vavilov, ahli botani dari Rusia, memperkenalkan teori "pusat keanekaragaman" (centers of origin) bagi keanekaragaman tumbuhan.
Contoh pemuliaan yang dilakukan dengan cara ini adalah pemuliaan untuk berbagai jenis tanaman buah asli Indonesia, seperti durian dan rambutan, atau tanaman pohon lain yang mudah diperbanyak secara vegetatif, seperti ketela pohon dan jarak pagar. Introduksi dapat dikombinasi dengan persilangan.

Persilangan                                            
                                     
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2b/Bagged_rice_panicles.JPG/230px-Bagged_rice_panicles.JPG       http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/63/Minnesota-corn-20030826.jpg/240px-Minnesota-corn-20030826.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.24wmf15/skins/common/images/magnify-clip.png
Malai padi dibungkus dengan kertas pelindung untuk mencegah penyerbukan yang tidak dikehendaki. Persilangan masih menjadi tulang punggung industri perbenihan sampai saat ini.
Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk meningkatkan variabilitas genetik, bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan. Berbagai galur hasil rekayasa genetika pun biasanya masih memerlukan beberapa kali persilangan untuk memperbaiki penampilan sifat-sifat barunya.
Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen dalam populasi. Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman akan proses reproduksi tanaman yang bersangkutan (biologi bunga). Berbagai macam skema persilangan telah dikembangkan (terutama pada pertengahan abad ke-20) dan menghasilkan sekumpulan metode pemuliaan yang telah diterapkan pada berbagai perusahaan perbenihan.Walaupun secara teknis relatif mudah, keberhasilan persilangan perlu mempertimbangkan ketepatan waktu berbunga (sinkronisasi), keadaan lingkungan yang mendukung, kemungkinan inkompatibilitas, dan sterilitas keturunan.



Pemuliaan dengan bantuan mutasi
Pemuliaan tanaman dengan bantuan mutasi (dikenal pula sebagai pemuliaan tanaman mutasi) adalah teknik yang pernah cukup populer untuk menghasilkan variasi-variasi sifat baru. Teknik ini pertama kali diterapkan oleh Stadler pada tahun 1924 tetapi prinsip-prinsip pemanfaatannya untuk pemuliaan tanaman diletakkan oleh Åke Gustafsson dari Swedia.
Tanaman dipaparkan pada sinar radioaktif dari isotop tertentu (biasanya kobal-60) dengan dosis rendah sehingga tidak mematikan tetapi mengubah sejumlah basa DNA-nya. Mutasi pada gen akan dapat mengubah penampilan tanaman. Pada tanaman yang dapat diperbanyak secara vegetatif, induksi jaringan kimera sudah cukup untuk menghasilkan kultivar baru. Pada tanaman yang diperbanyak dengan biji, mutasi harus terbawa oleh sel-sel reproduktif, dan generasi selanjutnya (biasa disebut M2, M3, dan seterusnya) diseleksi.

Identifikasi dan seleksi terhadap bahan pemuliaan

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/29/Wheat_selection_k10183-1.jpg                      http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Genegun.jpg/180px-Genegun.jpg
Penyaringan adalah salah satu cara mengidentifikasi sifat yang dimiliki bahan pemuliaan. Galur di sebelah kanan rentan terhadap kegaraman tinggi, sedangkan di sebelah kiri toleran.
Bahan atau materi pemuliaan dengan keanekaragaman yang luas selanjutnya perlu diidentifikasi sifat-sifat khas yang dibawanya, diseleksi berdasarkan hasil identifikasi sesuai dengan tujuan program pemuliaan, dan dievaluasi kestabilan sifatnya sebelum dinyatakan layak dilepas kepada publik. Dalam proses ini penguasaan berbagai metode percobaan, metode seleksi, dan juga "naluri" oleh seorang pemulia sangat diperlukan.

Identifikasi keunggulan
Usaha perluasan keanekaragaman akan menghasilkan banyak bahan yang harus diidentifikasi. Pertimbangan sumber daya menjadi faktor pembatas dalam menguji banyak bahan pemuliaan. Di masa lalu identifikasi dilakukan dengan pengamatan yang mengandalkan naluri seorang pemulia dalam memilih beberapa individu unggulan. Program pemuliaan modern mengandalkan rancangan percobaan yang diusahakan seekonomis tetapi seakurat mungkin. Percobaan dapat dilakukan di laboratorium untuk pengujian genotipe/penanda genetik atau biokimia, di rumah kaca untuk penyaringan ketahanan.

Penyempitan keanekaragaman genetik
Penyempitan keanekaragaman genetik merupakan isu mendasar yang telah disuarakan dan disadari sejak awal pemuliaan tanaman modern. Akibat fokus pada peningkatan produksi dan mutu hasil, sebagian kecil variasi genetik mendominasi pertanaman. Seleksi yang dilakukan dalam program pemuliaan tanaman mengakibatkan sempitnya keragaman genetik tanaman yang dibudidayakan.
 Keadaan diperparah dengan sedikitnya pilihan kultivar yang ditanam petani karena tuntutan konsumen akan keseragaman produk. Tanaman menjadi mudah terserang hama dan penyakit, karena organisme pengganggu lebih tinggi plasitisitas fenotipiknya daripada tanaman budidaya. Beberapa wabah besar telah terjadi akibat hal ini, seperti hawar kentang, hawar jagung, dan tungro pada padi (lewat perantara wereng coklat). Suatu kajian terhadap kandungan gizi sejumlah kultivar tanaman sayuran kebun dari tahun 1950 sampai 1999 menunjukkan efek kompensasi penurunan sejumlah kandungan gizi akibat fokus diberikan kepada hasil, termasuk 6% protein dan 38% riboflavin (vitamin B2).
 Sempitnya latar belakang genetik juga akan menyebabkan stagnasi dalam program pemuliaan. Untuk mengatasi hal ini, program pemuliaan modern memasukkan persilangan dengan kerabat jauh atau bahkan spesies yang berbeda untuk memperluas variabilitas. Selain itu, persyaratan kestabilan penampilan untuk sejumlah spesies tanaman diperlunak sehingga kultivar yang bersifat spesifik lokasi juga dapat disetujui untuk dirilis.


KESIMPULAN
            Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman yang tinggi. Pengetahuan tentang karakter-karakter yang bernilai ekonomi tinggi serta identifikasi dini tanaman-tanaman yang berpotensi produksi tinggi, dan memiliki gen ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit utama sangat penting, mengingat umur mulai berbuah kelapa yang lama. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang efisien untuk dapat digunakan mendeteksi dan menyeleksi karakter-karakter tersebut. Setiap marka molekular memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing jika dijadikan sebagai metoda dalam kegiatan seleksi. Penggunaan polymerase chain reaction (PCR) pada metode RFLP, RAPD, AFLP atau SSR lebih sering digunakan, karena lebih sederhana dibandingkan metode lainnya dan pemakaiannya disesuaikan dengan tujuan penelitian.
            Meskipun kemajuan dibidang molekular telah sangat maju, tetapi metode seleksi konvensional masih tetap tidak bisa ditinggalkan. Teknik penanda DNA ini digunakan untuk melengkapi atau menyempurnakan program seleksi yang dilakukan, untuk meningkatkan proporsi gen target dari populasi tanaman yang dihasilkan.
            Pemilihan teknik molekular disesuaikan dengan tujuan, biaya yang tersedia, dan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk melakukannya. Pemanfaatan sidik jari DNA adalah suatu pedekatan yang penting karena dapat mencegah adanya duplikasi dalam koleksi plasmanutfah, sehingga koleksi plasmanutfah dapat dikelola dengan lebih baik dan dimanfaatkan sebagai sumber materi untuk digunakan dalam program pemuliaan guna mengembangkan varietas-varietas yang diinginkan.
            Melalui teknik molekular seperti penanda DNA, jika suatu gen dapat diketahui linkage dengan suatu penanda DNA sehingga seleksi terhadap gen pengontrol karakter target dapat diseleksi secara tidak langsung, dengan demikian akan sangat mengirit waktu dan dana. Kebanyakan karakter produksi diwariskan secara poligenik (QTL) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
            Program pemuliaan tanaman dengan metode penanda DNA diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka pemanfaatan penanda DNA dalam program pemuliaan kelapa akan sangat efisien dan efektif.



DAFTAR PUSTAKA
Brown, S.M., Szewc-McFadden, and S Kresovich.1996. Development and application of Simple  Sequence Repeats (SSR) loci for plant genome analysis. In Jauhar, P P (Ed). Methods of genome analysis in plants. CRC Press. New York. p.147-159
Cook, D.E.L., Kennedy D.M., Guy D.C., Russell J., Unkle  S.E., and Duncan J.M. 1996. Relatedness of group I species of Phytophthora  as  assed by random amplified polymorphic DNA (RAPDs) and sequences of ribosomal DNA. Mycological Research 100: 297-303.
Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999. Petunjuk teknis penilaian dan pelepasan varietas tanaman pangan dan hortikultura. Dit. Bina Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jakarta. 13 hal.
Gepts, P and Hancock, J. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-1634.
Nugraha, U.S. 2004. Legalisasi, kebijakan, dan kelembagaan pembangunan perbenihan. Perkembangan Teknologi TRO. 26 (1).
RPKK. 2005. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download

HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN. - ppt download : Lingkaran Tanah-Air-Tanaman LTAT mrpk sistem dinamik dan terpadu dimana air mengalir d...